Fakta di Balik Aksi Brutal Kamikaze Jepang pada Perang Dunia II
1. Serangan Kamikaze Tidak Pernah Direncanakan Sebelumnya
Ketika Angkatan Udara tentara Jepang sedang melancarkan serangannya ke Pearl Harbor (saat ini dikenal dengan sebutan Hawaii) pada 7 Desember 1941, salah satu pilotnya bernama Letnan Fusata Iiada yang mengendarai pesawat Mitsubishi A6M5 Nol terkena tembakan oleh pasukan Amerika.
Pesawat yang dikendarainya judi dadu online casino mengalami kerusakan berat, sadar akan hal tersebut, Letnan Fusata kemudian mengisyaratkan kepada pasukan lainnya untuk tetap melanjutkan pertempuran tanpa harus menghiraukan dirinya yang akan terjatuh bersama pesawat yang dikendarainya.
2. Kaisar Jepang Secara Personal Mengunjungi Para Pilot Kamikaze Sebelum Mereka Pergi Bertempur
Hisao Horiyama tercatat sebagai salah satu dari beberapa pilot Kamikaze yang selamat karena perang sudah lebih dahulu selesai sebelum ia diberangkatkan. Pada saat itu, Hisao Horiyama merupakan seorang tentara Angkatan Udara Jepang yang bertugas sebagai penerbang dengan usia yang masih muda, yaitu 21 tahun.
Horiyama mengatakan, “Kami tidak berpikir terlalu banyak tentang sekarat. Kami dilatih untuk menekan emosi ketika melakukan pertempuran di medan perang. Bahkan jika kami mati, kami tahu itu untuk tujuan mulia. Sekarat adalah pemenuhan akhir dari tugas kami, dan kami diperintahkan untuk tidak kembali pulang ke Jepang. Kami tahu bahwa jika kami kembali hidup-hidup ke Jepang, atasan kami di militer pasti akan marah.”
3. Pilot Kamikaze Sebagian Besar Berusia Masih Muda
Sebagian besar pilot yang mendapat tugas sebagai pasukan berani mati atau Kamikaze, masih berusia muda antara 17-24 tahun. Mereka dengan sukarela masuk ke dalam tim pilot Kamikaze ini meski usianya masih muda. Rasa cinta anak-anak muda di Jepang kepada negaranya, membuat mereka rela menjadi bagian dari misi bunuh diri, tanpa memperdulikan nasib mereka ke depannya. Mereka hanya mengetahui bagaimana bertempur secara baik dan meraih kemenangan.
4. Pilot Kamikaze Mendapat Latihan Tempur Yang Berat
Setelah anak-anak muda di Jepang memutuskan untuk masuk ke dalam pelatihan pilot pesawat tempur secara sukarela, mereka akan mendapat latihan tempur yang berat. Hal ini untuk mencetak pilot Kamikaze dengan slot gacor maxwin kemampuan tempur dan mental yang mumpuni. Mereka harus bisa hidup dengan beberapa prinsip yang antara lain harus rela memberikan loyalitas tinggi dan harus siap mati tanpa terkecuali. Pasukan yang dilatih harus mau melakukan apa saja termasuk memenuhi larangan untuk tidak bertemu dengan keluarga mereka.
5. Para Pilot Kamikaze Memakai Ikat kepala Khusus
Sebelum para pilot Kamikaze diberangkatkan untuk melakukan serangan mendadak ke Pearl Harbor, para pilot mengenakan bandana atau pengikat kepala. Ikat kepala yang dikenakan para pilot tersebut memiliki gambar berupa matahari terbit. Pengikat kepala khusus yang digunakan para pilot kamikaze ini disebut ‘Hachimaki’. Gambar matahari terbit pada Hachimaki merupakan simbol yang menunjukan ketekutan, usaha, dan keberanian dari pemakainya.